Salah satu cara meningkatkan penjualan sekaligus kepuasan pelanggan, yaitu dengan melakukan follow up. Jadi, follow up customer adalah kegiatan menghubungi calon pelanggan secara lebih lanjut menggunakan metode tertentu supaya bisa closing.
Artikata answered up to adalah - Belakangan ini penggunaaan kata-kata dalam ucapan dan keterangan makin luas dan banyak menggunakan kata-kata yang jarang digunakan. Sehingga membuat kita kadang tidak tau maksud dari kata-kata tersebut. Seperti penggunaan kata answered up to. Penggunaan kata-kata tersebut bisa saja Anda lihat di dunia nyata maupun di dunia maya seperti di sosial media
Biasanya terdapat empat tujuan email follow up dibuat yaitu memberikan informasi, meminta untuk meeting, mengucapkan terima kasih serta mengingatkan konsumen mengenai produk yang ditawarkan. Nah itulah cara follow up customer dengan baik dan benar. Semoga dengan adanya artikel ini temen-temen bisa mendapatkan manfaatnya.
2penawaran [pe·na·war·an] Kata Nomina (kata benda) Dari kata dasar: tawar. Arti: proses, cara, perbuatan menawari atau menawarkan. contoh penawaran: contoh yang diambil dari partai barang yang ditawarkan;
Secara umum follow up customer dapat diartikan sebagai upaya seseorang untuk menindaklanjuti interaksi dari klien yang mencari tahu, atau ingin menjalin kerjasama. Dengan kata lain, follow up customer adalah tindakan merespons calon klien atau calon konsumen agar akhirnya bisa bersinergi dengan usaha yang sedang kamu jalankan.
Saat kamu mengirimkan follow-up email akan lebih baik jika kamu mengirimkannya langsung ke. 10 Contoh Kata-Kata Follow Up Customer. Jika anda mencari contoh email follow up penawaran maka anda berada di tempat yang tepatblog contohatr memiliki banyak koleksi gambar seperti contoh email follow up penawaran gambar ini tersedia dalam format jpg
. Salah satu cara untuk berkomunikasi secara personal adalah dengan email. Salah satu jenis komunikasi dua arah ini memungkinkan kita untuk mengenal calon pelanggan secara personal, namun tidak mengganggu privasi. Anda masih dapat bertanya tentang apapun tanpa perlu mengganggu kenyamanan pribadi pelanggan karena mereka masih dapat membalasnya di lain kelonggaran waktu yang ditawarkan oleh email terkadang menjadi kapak bermata dua bagi kita sebagai pengirim. Karena tidak ada jangka waktu yang jelas, calon pelanggan cenderung melupakan atau bahkan mengabaikan email penawaran produk dari kita. Padahal, sebelumnya mereka sendiri yang meminta dikirimkan tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan email follow-up. Email jenis ini bertujuan untuk mengingatkan calon pelanggan akan pertemuan atau pembicaraan yang sebelumnya pernah dilakukan. Dengan demikian, kesempatan kerjasama yang sebelumnya terbuat dan sempat terlupakan akan kembali muncul sehingga usaha Anda untuk meyakinkan calon pelanggan Anda tidak tidak semua email follow-up berakhir seperti yang diinginkan. Tak jarang banyak yang mengabaikan email follow-up yang kita kirimkan. Salah satu yang menjadi penyebab adalah email follow-up yang terkesan menagih. Hal ini tak jarang membuat seseorang merasa terkejar-kejar dan akhirnya memilih untuk mengabaikan tiga tips menulis email follow-up yang baik dan benar. Aturan tersebut antara lain 1 follow up di waktu yang tepat, 2 penggunaan tone yang benar serta 3 berikan penerima jalan keluar’ dari email bagaimana cara menulis email follow-up yang baik tanpa dianggap sebagai “hama” oleh calon klien? Berikut ini adalah beberapa langkah yang tepat untuk membuat email follow-up yang baik tanpa terkesan menagih berdasarkan pengalaman dari tim Tentukan Tujuan AndaSetiap email selalu dibuat dengan tujuan tertentu. Meski mungkin hanya ingin menyapa lewat email, namun tetap tujuan emailnya adalah menjalin komunikasi. Begitu juga dengan email follow-up. Apa yang Anda ingin follow-up? Setidaknya jawab pertanyaan tersebut sebelum Anda mulai menulis email follow-up. Berikut ini adalah empat tujuan utama menulis email follow-up yang wajib Anda ingin informasi – Tujuan ini adalah ketika Anda ingin mengklarifikasi sebuah informasi, mencari tahu kejelasan dalam sebuah perjanjian, atau apakah Anda diterima bekerja atau meminta untuk meeting – Anda biasanya ingin bertemu dengan calon pelanggan untuk sekedar bertemu, pitching, menawarkan produk Anda, atau meminta feedback dari ingin menjalin komunikasi – Ketika Anda jarang bertemu dengan koneksi tersebut dalam jangka waktu yang lama, ketika Anda mendengar berita gembira tentang mereka, atau ketika Anda ingin berbagi pengalaman tentang apa yang telah Anda ingin berterimakasih – ketika berada di penghujung kontrak, Anda ingin berterima kasih kepada pelanggan Anda atas kerjasama yang telah Anda dan pelanggan Anda Bukalah dengan mengingatkan kembali pertemuan/pembicaraan sebelumnyaTidak semua orang dapat dengan mudah mengingat sesuatu. Begitu juga dengan calon pelanggan yang mungkin memang pernah bertemu dengan Anda sebelumnya, apalagi Anda tidak memiliki hubungan yang cukup dekat dengan mereka. Tips menulis email follow-up berikutnya adalah Anda sebaiknya memberikan petunjuk tentang bagaimana Anda pada waktu yang lalu bertemu atau berkenalan dengan calon pelanggan tersebut harus Anda letakkan di awal sebagai kalimat pembuka. Hal tersebut agar sang penerima email dapat langsung teringat konteks email yang Anda kirimkan. Beberapa contoh berikut adalah contoh kalimat pembuka yang dapat Anda gunakan untuk mengingatkan kembali atau berkenalan dengan calon pelanggan yang lalu, kita pernah bertemu di [Nama atau Lokasi Event]Saya terinspirasi dengan Anda setelah Anda berpidato di acara [Nama Acara]Rekan kerja saya, [Nama Lengkap Rekan Anda] menyarankan untuk mengontak Anda secara itu, kita berdiskusi tentang …Sekedar ingin memfollow-up email yang sempat saya kirimkan beberapa minggu yang lalu tentang [topik Anda]3. Ujarkan tujuan Anda secara jelasTak perlu bertele-tele untuk mengungkapkan hal yang ingin Anda utarakan. Anda harus jujur mengungkapkan keinginan Anda untuk mengirimkan email follow-up. Langsung saja ungkapkan hal yang ingin Anda maksud di awal email. Penting bagi Anda untuk mengutarakan apapun yang Anda ingin Anda ingin bertemu dengan orang tersebut. Jangan ungkapkan “Saya ingin minum kopi dan berbincang dengan Anda tentang apa yang Anda kerjakan”. Hal tersebut akan membuat seseorang merasa aneh dan ingin menghindar dari Anda. Akibatnya, Anda makin jauh dari Buat subyek email yang menarikMenurut Anda, bagaimana email Anda akan mendapatkan perhatian dari penerimanya? Tentu bagaimana Anda menuliskan subyek email Anda. Subyek ibaratnya adalah sampul buku. Tak mungkin orang akan membuka bahkan membeli buku tersebut tanpa sampul yang menarik. Maka dari itu, ada baiknya Anda meracik subyek yang menarik sehingga email Anda terbaca oleh subyek email yang menarik tidaklah sulit. Ada beberapa hal yang bisa Anda coba untuk membuat subyek email yang pasti dibuka oleh penerima emailGunakan angka dan penanda waktu. Email dengan angka lebih sering dibuka ketimbang Anda hanya memberikan kata singkat seperti “cepat” atau “segera”. Penerima email biasanya lebih suka sentuhan angka dalam kalimat. Misalnya “3 Hari Lagi” atau “24 Jam yang Lalu”.Tunjukkan urgensi dengan menggunakan kata “besok”. Email dengan subyek yang mengandung kata “besok” kemungkinan lebih banyak dibuka sebesar 10% daripada tanpa kata untuk menghilangkan subyek. Siapa sangka, orang lebih penasaran dengan email tanpa subyek sehingga angka kemungkinan untuk dibuka lebih besar 8% dari email dengan Ketahui waktu follow up yang baikEmail follow-up telah jadi. Lantas, kapan sebaiknya Anda mengirimkannya? Tips menulis email follow-up berikutnya yang penting adalah memperhatikan Timing yang tepat dalam mengirimkan email follow-up akan membuahkan respon positif dari penerima email. Lantas kapan sebaiknya kita mengirimkan email follow-up? Hal tersebut ditentukan dari tujuan Anda mengirimkan email tersebut. Berikut ini adalah jeda waktu yang direkomendasikan untuk mengirimkan email follow-up24 jam – Email ucapan terimakasih atau setelah melakukan sebuah pertemuan atau minggu – Email follow up tentang permintaan bulan sekali – Email follow up untuk menjalin koneksi yang Berikan jalan keluar’Jangan pernah melarang subscriber Anda untuk meng-unsubscribe email dari Anda. Kadang kala, tidak mengirimkan email follow-up justru memberikan hasil yang lebih baik. Ikhlaskan saja bila memang mereka ingin meng-unsubscibe diri mereka dari daftar email Anda. Kesan paksaan dan tagihan yang mereka rasakan bakal jadi boomerang bagi bisnis karena itu, sediakanlah jalan keluar’ yang mudah untuk mereka meng-unsubscribe diri dari daftar penerima email Anda. Buatlah semudah mungkin dan tanpa berbelit-belit. Tombol unsubscribe bisa diletakkan di bagian akhir email paling bawah tadi beberapa tips menulis email follow-up yang pasti mendapatkan respon. Meski direspon dengan baik, bukan berarti akan langsung deal. Hal tersebut tergantung pada bagaimana Anda mengeksekusi negosiasi Anda dengan calon klien. Namun, hal yang terpenting adalah Anda telah mendapatkan jawaban yang pasti terhadap pertanyaan Anda selama ini, bukan tergantung tanpa jawaban begitu saja. Email follow-up ini harus diikuti dengan conten marketing untuk hasil yang lebih following two tabs change content PostsAdventurer and Project Manager of Penulis ID
Banyak pelaku bisnis yang sudah mampu mengoptimalkan penggunaan teknologi dan internet untuk menarik perhatian calon pembeli, alah satunya follow up customer. Ada banyak sekali platform atau aplikasi yang membantu memudahkan para pelaku usaha dalam menjangkau lebih banyak calon pelanggan, seperti aplikasi e-commerce dan media sosial lain. Berbagai fitur gratis maupun berbayar yang disediakan oleh berbagai aplikasi tentunya semakin memudahkan para pelaku bisnis dalam memasarkan produk mereka. Alhasil, banyak calon pelanggan yang tertarik dengan produk yang mereka jual. Akan tetapi, banyak diantara pelaku bisnis yang kurang memikirkan langkah selanjutnya setelah berhasil menarik calon pembeli. Dampaknya, banyak calon pembeli yang akhirnya tidak jadi membeli produk yang dijual. Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, kamu bisa melakukan follow up kepada calon pembeli. Follow up sendiri merupakan komunikasi atau kontak lanjutan kepada calon pelanggan melalui media atau cara tertentu. Lantas, mengapa follow up penting dilakukan oleh pelaku bisnis? Baca Juga 11 Teknik Closing yang Bisa Diterapkan dalam Bisnis Mengapa Follow Up Customer itu Penting? Foto follow up customer. Sumber Menurut US Data Corporation, banyak pelaku bisnis yang tidak memikirkan langkah selanjutnya setelah calon pelanggan tertarik untuk membeli. Padahal, para pelaku bisnis semestinya mampu membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan agar bersedia membeli ulang produk dan membangun brand awareness yang baik. Berikut ini beberapa alasan mengapa follow up penting dilakukan. 1. Memengaruhi Pelanggan untuk Membeli Alasan pertama dari kegiatan follow up tentunya sebagai komunikasi lanjutan terhadap calon pelanggan. Ketika kamu sudah berhasil menarik perhatian pelanggan baik secara langsung maupun online, langkah selanjutnya adalah menghubungi calon pelanggan tersebut. Kamu bisa mengajak calon pelanggan untuk membeli produkmu dengan cara menjelaskan singkat keunggulan produk hingga promo yang kamu miliki. 2. Pembelian Ulang Alasan kedua mengapa follow up penting untuk dilakukan adalah bisa membuat pelanggan lama kembali membeli produk yang sama atau produk lain di tokomu. Secara teori, follow up ditujukan sebagai komunikasi lanjutan baik bagi calon pembeli maupun pembeli lama. Khusus untuk pembeli lama, kamu bisa menghubungi mereka kembali dengan menawarkan promo menarik atau produk terbaru yang kamu jual. Baca Juga Yuk, Ketahui Jenis dan Manfaat Email Marketing untuk Bisnis Online 3. Meningkatkan Pengalaman Pelanggan Setelah pelanggan membeli produk yang kamu jual, mungkin saja mereka akan menemukan beberapa kendala. Misalnya, ada pelanggan yang kurang mengerti cara penggunaan atau pemasangan produk. Selain itu, ada kemungkinan produkmu mengalami masalah selama pengiriman dan membuat pelangganmu merasa kesal. Untuk mengatasi kendala tersebut, kamu bisa menjalin komunikasi dengan pelanggan untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan begitu, pelanggan akan merasa puas dan senang berbelanja di tokomu. 4. Umpan Balik yang Positif Apabila kamu menjual produk secara online di marketplace atau media sosial, biasanya pembeli akan memberikan ulasan baik di halaman tokomu maupun melalui akun media sosial pribadinya. Ketika pembeli memberikan ulasan positif, kamu bisa menanggapi ulasan tersebut dengan membalasnya di kolom ulasan maupun melakukan repost ulasan dari akun pribadi pembeli ke akun tokomu. Dengan begitu, pelanggan akan merasa dihargai dan tidak menutup kemungkinan mereka akan merekomendasikan tokomu ke orang lain. Baca Juga Pentingnya Customer Feedback, Begini Cara Mendapatkannya Foto menghubungi customer melalui telepon. Sumber Ketika kamu makan di restoran, biasanya pelayan akan bertanya apakah kamu menikmati makananmu dan hal lain apa yang bisa dilakukan untukmu. Kasus tersebut adalah contoh sederhana dari teknik follow up customer untuk membangun citra yang positif. Dikutip dari Intercom, ketika kamu melakukan follow up customer, kamu perlu memastikan agar pelanggan merasa senang. Jadi, kamu perlu melakukan follow up secara konsisten dan terarah. Follow up tidak hanya soal menyapa dan menjawab pertanyaan calon pembeli, tetapi juga menawarkan bantuan dan pilihan-pilihan yang menarik calon pembeli. Menurut Indeed, ada beberapa urutan teknik follow up customer yang bisa kamu lakukan agar dapat memberikan pengalaman terbaik untuk konsumen. Simak penjelasan berikut, ya! 1. Ucapan Terima Kasih Teknik pertama dalam melakukan follow up customer adalah mengucapkan terima kasih kepada pelanggan sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap pelanggan. Ucapan terima kasih ini dimaksudkan agar pelanggan merasa dihargai dan diakui keberadaannya oleh pelaku bisnis. 2. Meminta Feedback Teknik follow up selanjutnya yaitu meminta feedback atau umpan balik atau ulasan untuk menilai transaksi, kualitas produk, dan layanan yang kamu berikan. Kamu bisa mengajak pelanggan untuk memberikan ulasan di marketplace maupun media sosial. Selain itu, kamu juga bisa mengirimkan survey singkat untuk diisi oleh pelanggan. Baca Juga Ini 6 Cara Chat dengan Customer, Ada Contoh Kalimatnya! 3. Tunjukan Perhatian kepada Pelanggan Teknik follow up selanjutnya adalah dengan memberikan perhatian kepada pelanggan dengan cara memberikan saran atau panduan penggunaan produk. Misalnya, jika kamu menjual produk makanan instan, kamu bisa menyarankan cara pengolahan dan penyajian makanan agar menjadi lebih lezat. Kamu juga bisa menyarankan resep masakan terbaru yang bisa dipadukan dengan produk yang kamu jual. Dengan menunjukkan perhatian kepada pelanggan, mereka akan lebih nyaman saat berhubungan bersama brand. 4. Berikan Penawaran Khusus dan Tawarkan Bantuan Teknik lain yang bisa dilakukan ketika follow up customer adalah dengan memberikan penawaran khusus seperti potongan harga. Penawaran khusus bisa berupa produk atau layanan terkait, add-on, atau peningkatan versi. Bisa juga membuat penawaran dipersonalisasi untuk kebutuhan pelanggan tertentu. Selain itu, kamu bisa menawarkan rekomendasi produk lain dan bantuan kepada pelanggan jika terdapat kendala pada transaksi atau produk yang dibeli. Sebagian besar pelanggan akan menghargai brand yang menjangkau mereka untuk menawarkan bantuan. Pendekatan layanan pelanggan proaktif ini dapat membantu memecahkan masalah potensial sebelum masalah tersebut berkembang, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Baca Juga 8 Tips Customer Service untuk Tingkatkan Layanan Pelanggan Cara Follow Up Customer Foto logo WhatsApp. Sumber Ada beberapa cara follow up customer yang perlu diketahui kamu yang baru memulai bisnis baru. Apa saja? Berikut list-nya. 1. Cara Follow Up Custumer Via WhatsApp Melakukan follow up kepada pelanggan memang susah-susah gampang. Kamu perlu memerhatikan pemilihan kata yang mudah dipahami agar tidak muncul kesalahpahaman. Ketika melakukan follow up cutomer melalui WhatsApp, tentunya akan terjadi komunikasi dua arah. Kamu bisa mengarahkan pelanggan untuk membeli produk dan menghindari kata “tidak”. Misalnya, kamu bisa menyampaikan kepada pelanggan bahwa produkmu sedang diskon dan stoknya terbatas agar pelanggan segera melakukan transaksi. Selain itu, kamu juga bisa menyapa pelanggan dengan menawarkan saran, masukan, dan bantuan atas transaksimu. Untuk memudahkanmu dalam follow up customer melalui WhatsApp, kamu dapat memanfaatkan layanan Chat Commerce dari SIRCLO Store. SIRCLO Store merupakan mitra resmi WhatsApp Business API sehingga menyediakan dashboard Chat Commerce yang interaktif serta membuat pelayanan pelanggan di WhatsApp lebih praktis. Chat Commerce ini telah dilengkapi fitur belanja lewat chat, chatbot, serta notifikasi pengiriman dan katalog produk. Kamu juga bisa mengirim dan menerima pesan dengan mudah oleh beberapa pengguna sekaligus WhatsApp Business Multiple Admin. Menariknya lagi, kamu dapat memproses pesanan secara langsung dan merekomendasikan produk dari katalog yang tersambung ke dashboard. Jika tertarik mencoba fitur Chat Commerce dari SIRCLO Store ini, bisa klik link berikut, ya. 2. Cara Follow Up Customer Melalui SMS Sedikit berbeda dengan WhatsApp, melakukan follow up melalui SMS memang kurang leluasa karena jumlah karakter atau huruf yang dibatasi. Oleh karenanya, pastikan kamu mengirim pesan yang singkat dan mudah dipahami. Kamu bisa mulai dengan menyapa pelanggan, menawarkan promo dan produk terbaru, serta mencantumkan nama toko atau tautan menuju ke marketplace atau akun tokomu. Dengan begitu, pelanggan bisa mengambil tindakan yang kamu harapkan melalui link yang ditambahkan dalam pesan follow up tersebut. 3. Cara Follow Up Customer Melalui Email Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan follow up pelanggan melalui email. Sebelumnya, kamu perlu mengetahui struktur email yang terdiri atas subjek dan body email. Kedua bagian tersebut perlu kamu isi dengan tepat. Kamu bisa mengisi subjek email dengan tujuan follow up yang kamu lakukan, misalnya “penawaran terbatas, cek produk baru ini ya!”. Kemudian barulah kamu menuliskan isi email sesuai dengan struktur atau teknik follow up yang diawali dengan sapaan. Setelah itu, kamu bisa menutup email dengan mencantumkan tautan atau kontak informasi lanjutan. Jadi, pelanggan bisa menindaklanjuti pesan penawaran kamu sesuai kebutuhan Baca Juga Pentingnya Broadcast Message Bagi Bisnis, Berikut Tips Membuatnya 4. Cara Follow Up Customer Melalui Telepon Cara follow up customer selanjutnya yang bisa kamu coba, yaitu melalui telepon. Cara follow up customer yang satu ini dinilai lebih efektif daripada teknik lainnya. Hal ini karena berbicara melalui telepon mirip seperti pertemuan langsung antara brand dengan pelanggan sehingga pesannya lebih mudah tersampaikan. Meski demikian, ada banyak hal yang perlu kamu perhatikan jika ingin melakukan follow up customer melalui telepon. Sebelum melakukan follow up, coba jadwalkan dahulu waktu menelpon pelanggan. Cara seperti ini akan jauh lebih sopan daripada kamu menelpon pelanggan di sembarang waktu. Namun, hal ini bisa jadi pengecualian jika pelanggan telah menelpon layanan customer service kamu untuk mengajukan keluhan. Segeralah tanggapi dan layani mereka dengan baik untuk menemukan solusinya. Jika kamu ingin follow up customer melalui telepon, coba persiapkan diri sebaik mungkin. Gunakanlah internet untuk membantu kamu memelajari latar belakang pelanggan yang akan dihubungi. Selain itu, usahakan untuk menjaga percakapan dengan seimbang. Jangan terlalu banyak berbicara, tetapi usahakan juga untuk mendengarkan pendapat dari sisi pelanggan. Jadi, kamu bisa lebih memahami dan menghargai pelanggan. Selama menelpon, bersikaplah sopan dan ramah. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan ulangi perkataan kamu jika diperlukan. Pastikan pelanggan benar-benar paham. Ketika mengajukan penawaran, mulailah dengan cara yang halus dan tidak memaksa. Jangan sampai pelanggan merasa tidak nyaman dan mematikan teleponnya secara sepihak. Setelah semuanya selesai, jangan lupa kirimkan pesan tindak lanjut melalui email yang berisi ucapan terima kasih serta menjelaskan poin-poin penting selama menelpon. Dikutip dari laman Outbound Engine, hal seperti ini penting dilakukan sebagai rujukan yang dapat digunakan untuk pelayanan pelanggan di masa depan. Brand juga bisa memelajari wawasan pelanggan dari telepon untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan. Itulah penjelasan mengenai cara dan teknik follow up serta penerapannya untuk WhatsApp, SMS, dan email. Kamu bisa membuat jadwal follow up rutin dan template pesan sesuai kebutuhanmu. Dengan begitu, kamu bisa melakukan follow up dengan lebih mudah dan cepat. Untuk memahami lebih lanjut tentang fitur Chat Commerce dari SIRCLO, kamu bisa menonton video berikut ini.
Navigating a sales deal is like navigating the minefield that is dating. A sales rep can put everything into sweet talking, flirting, and fluttering their eyelashes… only for their client to not text back. Instead of crying, eating ice cream out of the tub; take a leaf out of NetHunt’s book and find out what to do next!How long should I wait before following-up with a customer that I have made an offer to?A good question, but unfortunately not the right one. With so many conflicting factors affecting why a lead hasn’t responded to your quote, this question doesn’t go deep enough. They might need time to think, they might need to wait for approval, they might have spilt tea on their keyboard, or they might have simply deleted your email. The list goes on and on and on....Instead, you should ask yourself how to follow-up with a client that has already been quoted with a price. After some self-reflection, you should then open your laptop and head straight to to find out the answers. In this article, you'll learnAlas, these are the 11 commandments of an effective quotation follow-up email, and loads of lovely follow-up templates at the end of the article for you to for follow-ups after quotationAutomate it with CRMBefore we get into the theory of no-reply follow-ups, we should lay down the practicalities. You can automate the whole follow-up process with a sales automation CRM; from template creation, to mail merge, to a set-time trigger for when the email is sent. It’s easy to set up in an intuitive workflow builder, and it’s only ever going to make your life easier. Here’s how.👇1. If you haven’t done so already, sign up for a NetHunt CRM free trial. Our customer success team is lovely, ready, and waiting to give you a free product demo. They’ll learn all about your business and tell you exactly how our versatile system helps you smash goals and attain Hit the Workflows tab in your left-hand sidebar of Gmail or NetHunt’s desktop app. You’ll be greeted by our tidy workflow builder, where the automatic follow-up magic Choose your starting trigger. This’ll set off your workflow, and the follow-up is sent whenever that condition is met. Hit ADD A STARTING TRIGGER, which will always be the same in this situation. We want our email to be sent when a deal has moved from Presentation to Negotiation on our pipeline. Typically, this is when we will have made our offer to the our starting trigger in NetHunt CRM4. Step by step, it’s time to build your workflow. After choosing our starting trigger, we need to take our first step. In this case, the first action is to wait. Exciting, we know. After three days, we’re going to give our workflow builders the choice by splitting it into three branches. Branch A takes the action to end the workflow when we receive an answer - we don’t need to follow to follow up after quotation workflowBranch B is our follow-up sequence. After three days, one email is sent automatically to remind the recipient about our offer. Again, we’ll wait for another three days before splitting the workflow path again. If an email is finally received, we’ll end the workflow. If not, we’ll send “Another quick follow-up” to see if we can get a response. If not… It looks like we’re giving Hit Activate’ in the top-right corner of the workflow builder, and your workflow is ready to go! But that's not all... We can set our follow-up workflows to send based on different triggers. For example, an automatic follow-up can send after a client has shown little activity on their account in recent days. On the other hand, we could a set task to be created for a hand-typed follow-up rather than a pre-set template. What about an alert pinged to our reps to remind them the same thing. Workflows are flexible, so the possibilities are endless. Do your homeworkThree words to send a nostalgic shiver down anybody’s spine. My guess is that you've sent your quotation to a prospect that you know quite well and had more than one conversation with. However, as with anything in sales, you’ve got to put more in to get out a result you want. Thankfully, doing your homework doesn’t mean Biology, Geography, or God forbid… Algebra. In the sales world, homework means research, and it makes your homework means... finding the kingpins of a company and opening up a direct line with them; finding out which factors might influence a company’s decision-making process and which information they might need to make that decision; and then adjusting your message to suit it; finally, it means asking follow-up questions for further information that might benefit your business in the future. If you do your homework properly, you can craft a highly-personalised follow-up and maximise your chances of at least receiving a Hot Homework TipLinkedIn is your first port of call when it comes to professional research. It’s a who’s who of the business world, and with a little bit of digging you can find the management structure of just about any company you need. Reference your previous emailThis one is probably obvious, but definitely important. When your prospect first opens your follow-up email, they might not remember your previous email. In fact, it might have gotten completely lost way back in their inbox, wedged between an unopened discount flight newsletter and a Facebook notification from their mother-in-law. You should remind the recipient about your previous from writer’s block? Here are some examples of what you can say... “Following up on my previous email about…” “In reference to my offer…” “Just checking in to see if you had a chance to have a look at my offer.” “Re my offer…” “I sent an email on [date], and I’m interested to know what you thought about it…” “As per our previous correspondence...” Write a killer subject lineAccording to Invesp’s research, as many as 69% of recipients send a message to spam based on its subject line alone. You’ve got as few as two seconds to impress somebody enough to have them open your email. Use them subject line needs to be catchy enough to stand out, but precise and relevant enough to address what needs addressing. Find more amazing ideas for your subject line here!The perfect subject line is between six and ten words long, uses urgent vocabulary, and sometimes emojis but not too many.DO NOT WRITE IN CAPITALS, your open rate decreases by 30% when you do. Finally, going back to our hot homework point, emails are way likelier to be opened with a sprinkle of personalisation, such as a name, in the subject and toneIn many ways, writing a quotation follow-up is a lot like writing a cold email. Nobody wants to read your lifestory and plans for world domination. These guys are busy; we all are. Do us all a favour and keep it between 50 and 125 words. It’s important to express your idea, sure. But it’s just as important to maintain your recipient’s attention. Get to the tone of your email needs to be similarly un-selfindulgent. It can vary depending on the industry or role that a recipient is in, but it should remain consistent throughout the same email. It needs to be suitable for who you are emailing and how personally you know them. If you’re not sure do your homework!, it’s best to stick to a friendly, but formal tone. Did you know? The optimal level of readability for an email is just 3rd grade. Keep it simple. Pull the triggerTrigger words are common words and phrases we can include in an email, that are proven to boost recipient attention. Understanding and implementing subtle psychological triggers can take your email campaigns to whole new levels. When writing a follow-up email to a client after a quotation, stick a couple of triggers in there to set your recipient up before you knock them out of the Top Trigger TipsLimited stock — Free — Easy — Limited time — Imagine — Premium — Secret — Deal — Save money — Get results — Future — Expiring now — We — Guarantee — Discover — InspireTrying to squeeze all of these triggers into your existing quotation follow-up email would be silly. In fact, doing so could lead to your emails going into spam. It’s important to use these words where they naturally fit, are relevant, and write your message around them. The whole point of a psychological trigger is that it slips under a recipient’s conscious radar. They should be implemented as subtly as time on your sideThe best time to send a follow up email regarding a quotation is 3 - 5 days after the original email was sentFind a good balance. Appreciate that this could be a big decision for your recipient, and they might take some time to mull it over. If you send it too early, you might force them into a decision too soon; too late and you might lose them forever. Believe it or not, there are other metrics to consider such as the day of the week, the time of day, and the exact hour on the clock. Check it out…The best day to send an email is Tuesday, then Wednesday, followed by most common time of day for people to check their inbox is between 5am - random time is better than a rounded one, better to send at 516am than at 5am on the Time-Saving TipIn 2019, Google added a long-awaited productivity feature that lets users schedule to send their emails. Read more about that and other features, here!Alternatively, you can automate your follow-ups by scheduling them as a sequence of drip emails. Not only does drip email marketing allow you to stay relevant and timely with your communication, but it also saves you up a fair share of your time. Drip campaigns are easy to set up, especially with NetHunt's 'Workflows' feature. Set a super CTASending follow-ups to prospective clients is part of your sales pipeline, so you should always ask yourself the same question - what am I trying to achieve here? With your quotation in the previous email, your aim was obviously to sell something. The point of your follow-up might be different, and can vary from example, you might aim to provide more information to tip the scales in your favour, you might want to schedule a face-to-face meeting to show that you mean business, or to offer a discount to sweeten the deal. Whatever your goal is, make it clear. Choose the primary objective of your follow-up email and craft your message around it. Your objective should be summarised in the final part of your email as a Call-to-Action CTA, a short phrase that directs your customer into the desired next action. NetHunt’s Super CTA TipsA CTA should be no longer than a sentence. Even though it’s so short, there are a few things you can do to make it pop, rather than a strong, active verb discover, hit me up, respondBe clear book a free demo in and I can show you the ropes!Use first-person perspective you need to see what we can do!Be enthusiastic use an exclamation mark! Further Reading Tips for writing a killer CTA!Prepare to persuadeSo, your lead opened the email, agreed with everything inside, had a little chuckle to themselves, and then signed off an order for thousands of units for your product...Yep, and then you woke up and ate your cornflakes. That would be a perfect world. But as we know, sales isn’t a perfect world. In fact, it’s a bloody-hard-work world. You need to be ready to fight; armed with the tools you need to persuade your lead that you’re the best option on the market. At NetHunt, we call it the PPPP rule… preparation prevents poor persuasion. Always be prepared to persuade by…Having answers to additional questions your customers might space in your diary for a live demo session or face-to-face extra content such as blog posts, videos, and how-to guides ready to your follow-up emailsEmail tracking is the process of gathering data from sent emails, and then using that data to make informed business and marketing decisions. It offers two insights First, if a recipient has opened their email, at what time, and even what device their email was opened on. Second, it informs users whether links and attachments in their email get clicked on. Here's what it looks like in NetHunt, but you can basically use any email tracking software out there to get email insights for how to track emails in Gmail!Don’t be pushyWhile we encourage you to send a reasonable number of follow-ups, it’s important to know that some people don’t like saying no. You might not have received a reply, simply because of your recipient's aversion to no’. Don’t fret, there are plenty more leads in the sea. It’s better to spend your time on a lead who wants to say yes, than one who simply can’t say no. If you’ve still got writer’s block, we’ve still got your back. At NetHunt, we stop at nothing in our never-ending quest to soothe e-pains across the internet. We’ve put together five examples based on five pretty general use cases. Simply replace the fields in bold with information for your particular templates1 When you’re ready to book a live demo in to push them over the line.2 When you want to apply some friendly, time-based pressure.3 When you’ve got all the answers, but no questions.4 When you’re the nicest sales rep in town.5 When all else fails, try templatesWant to send personalized emails in bulk? Try NetHunt CRM for free Table of Contents Crack the sales formula with CRM Lab Twice a month, receive actionable CRM content to your inbox. Awesome! Stay tuned for upcoming newsletters in your inbox! Join the Telegram channel NetHunt CRM All about CRM and B2B sales. Join Originally published September 20, 2021, updated February 11, 2022
– Baik, hari ini kita akan belajar Contoh Kata Kata Follow Up Customer Lewat Whatsapp Email Telepon. Bisa dipakai ke banyak media komunikasi karena prinsipnya tetap sama. Memang sih, Kalau kita berbicara teknik closing sales yang jitu, pasti tidak akan lepas dari bagaimana cara melakukan followup kepada calon customer maupun customer kita. Karena demikian pentingnya follow up dalam penjualan dimana sebagian besar calon clien tidak langsung closing di awal ketemu. Sejumlah ahli pemasaran bahkan merekomendasikan, follow up itu bukan sekali dua kali kontak. Namun di katakan followup itu kalau kita sudah melakukannya minimal 12 x ke 1 target customer yang sama. Ya tentu dengan berbagai jurus, jangan monoton follow up cuman telepon/ sms/ whatsapp / chat “Om tante, jadi transfer nggak?”. Kalau kata kata follow up yang dipakai begitu terus, calon customer malah jadi ilang feelingnya buat beli kepadamu. Follow up artinya apa Bentar bentar, ni mentor saya bilang suruh follow up customer. Emangnya arti follow up itu apa? Siaap. Follow up itu simpelnya melakukan kontak lanjutkan kepada calon customer dengan cara dan metode tertentu supaya dia yang tadinya nggak jadi beli jadi beli. Atau dia yang sudah beli, bisa beli lagi lebih banyak lebih sering ke kita. Memfollowup itu kita mengkontak ulang boleh via ketemuan langsung, BBM, Whatsapp, Telepon, Chatting apa aja sarananya. Ingat demikian penting follow up sampai di katakan, “Selling to a new client cost five to 25 times more than to an existing client” – the Harvard Business Review. Melakukan followup jauh lebih murah dibanding kita iklan atau bicara sama customer yang benar benar baru. Ingat Ingat tiga ragam jenis Customer Memfollowup yang sudah kontak Warm Market, ini jauh lebih besar kemungkinan closingnya dibanding yang sama sekali belum kontak. Masih pada ingetkan kalau customer terbagi tiga macam? COLD – Customer yang sama sekali belum kenal kita belum kenal produk kita Warm – Sudah kenal kita / produk kita bisa jadi dari relasi dia / iklan / project marketing yang kita jalankan HOT – Customer yang udah tau banget kita dan kualitas produk / jasa kita Kepada yang masih cold kita fokus edukasi benefit/ value dari produk / jasa yang kita jual. Kita dekatkan dia ke masalah masalah yang aslinya tersolusikan dengan hadirnya produk / jasa kita. Aslinya bisa jadi dia punya masalah itu cuman tidak dia sadari. Maksudnya seperti apa sih? Pikir pikir deh iklan pocari sweat. Jaman belum ada pocari sweat adakah yang berfikir sehabis olahraga ion ion tubuh kita terkuras habis? Ya saya sendiri berpikir, entah beneran atau tidak. Positioning pocari sweat masuk ke pasar minuman ringan di indonesia kan sukses besar dengan membawakan topik ION gitu. Awalnya kita tidak merasa ada masalah ketika olahraga minum airputih biasa. Hari ini, setelah disadarkan’ oleh iklan iklan pocari sweat kita jadi merasa butuh’ buat minum pocari selepas selesai berolahraga. Nah inilah si pocari mendekatkan masalah manusia, mengingatkan dia ION itu berkurang ketika olahraga, sambil menyisipkan doktrin bahwa solusinya ya minum pocari agar ionnya di tubuh stoknya terjaga. Nah, prosesnya. Cold ke warm. Pocari edukasi cold market yang enggak paham itu ion, jadi paham adanya ion ditubuh warm market. Akhirnya sekarang banyak yang maniak minum pocari selepas olahraga hot market. Gitu deh. Btw, aslinya Perlu ngga sih yang namanya follow up pembeli maupun calon pembeli? Nah penting banget dijawab dulu. Daripada udah berbusa busa jelasin Contoh Kata Kata Follow Up Customer Lewat Whatsapp Email Telepon yang bisa dilakukan, eh malah Anda merasa tidak butuh. Ini ilmu penting buat training CS kita, diri kita, seorang copywriter, seorang pemasar produk secara umum. Karena apapun ujung dari kita jualan, PASTI BUTUH ILMU FOLLOWUP. Lalu, apa jawabannya? Jawabannya, TERSERAH… Mau difollow up, boleh. Gak difollow up, juga boleh. Yang gak boleh itu, gak jualan. Hehehe Atau syukur, tanpa followup itu udah closingnya crang cring banyak masuk rekening kita. Tapi biasanya sebagian besar orang bertransaksi lewat chatting. Nah, oleh karena itu buyer maupun calon buyer Cabuy sebaiknya difollow up Oya, sebelum lanjut. Tulisan ini saya lupa siapa yang nulis, idenya saya dapatkan dulu kalau enggak salah dari newsletter email siapa gitu. Langsung saya kopas saya sharekan ke tim saya. Prinsip, saya share ulang di sini, saya kasih tambahan tambahan seperlunya agar lebih asik di baca. Lanjut ya… Followup Se elegan mungkin, jangan ngemis ngemis minta transfer Mereka yang gak follow up cabuy punya keyakinan bahwa produk yang benar-benar bagus gak perlu terlalu ngotot untuk dipromosikan, karena kalau marketnya butuh, entar dateng sendiri. Gak usah ngemis-ngemis, “Bang, transfernya kapan bang? Aku butuh uang nih…”. Jadi, gak salah kalau misalkan cabuy gak difollow up dan ditanyain kapan mau transfer, santai aja. Pasrah. Follow upnya ke langit langsung, minta sama Allah. Yaa muqollibal quluub, tsabbit quluubahum alaa transfer wahai Allah maha pembolak balik hati, mantapkan hati cabuy untuk segera transfer Doanya gitu. Serius. “Tapi kan mas sayang kalau gak difollow up, saya mah mau follow up aja deh...” Kalaupun anda mau follow up cabuymu itu, nih ada tips dan trik yang super tokcer. Mau? Nih alternatif follow upnya 6 Contoh Kata Kata Follow Up Customer Lewat Whatsapp Email Telepon Pertama, DOAIN. Kalau Anda follownya via chat, doain aja cabuynya. Tulus tapi ya. Jangan modus. Innamal a’malu binniyat. Sayang kalau cuma modus supaya cepet closing. Contohnya gini “Mba, moga nanti buku Chit Chat yang mba pilih kemarin bisa bener-bener cocok dan suka ya. Makin tinggi angka closingnya, makin naik omsetnya suaminya. Aaamiin…” Kebayang? Cara di atas sangat soft dan nyaman dibaca. Emosinya menenangkan dan menentramkan pikiran cabuy. Bakal beda banget dengan cara yang ini Kedua, SINDIR. Kalau Anda follow upnya via email, atau SMS, Anda bisa sindir mereka dan ngasih kode-kode gitu. Contohnya gini “Saya mengenal banyak orang sukses di Indonesia. Kebiasaan baik mereka adalah melakukan take action cepat saat ada peluang datang, gak nunda-nunda. Karena mereka tahu, peluang dan kesempatan belum tentu datang 2x”. Intinya mah nyindir cabuy supaya gak nunda-nunda dan buruan action. Atau, Anda bisa pake sindir dengan begini “Eh tahu gak, konon katanya, orang yang suka PHP in penjual, biasanya dagangannya sendiri suka di PHP in sama calon pembelinya. Karma namanya. Saya sih percaya gak percaya. Gak tahu kalau kamu? Moga jangan sampai deh ya” Hahahaha. Intinya jangan suka PHP ya. Ketiga, TAGIH BRUTAL. Tagihlah pembayaran si konsumen anda. Baik dengan cara yang soft maupun hard Contoh kata kata follow up penawaran bisa juga kaya gini. “Hai. Buruan transfer ya. Promo Paket Resolusi akan ditutup besok malam. Kalau emang serius beli, buruan transfer! Jangan nunda-nunda. BT tau di PHP-in mulu..” Hahaha.. Keempat, Kalau Udah Di Followup Cuman di READ DOANG? Pernah ngalamin yang beginian? Kalau belum berarti jualannya enggak pake komunikasi whatsapp bisa jadi langsung add to cart atau jualannya kurang serius nih he he he. Prinsip, kalau layanan customernya masih berbasis chatting. Akan dapat fenomena seperti itu. Solusinya pie Kang Anjrah? Contoh kata kata followup ke pembeli yang begini “Kak, chat/sms/whatsapp saya jangan di read doang dong. Aku jangan dicuekin. Kalau kakak enggak beli saya enggak musuhin atau block kok. Kita tetap saudaraan 🙂 “. Atau “Kak, chat/sms/whatsapp saya jangan di read doang dong. Aku jangan dicuekin. Kalau kakak enggak beli saya enggak nggigit atau block kok. Kita tetap saudaraan 🙂 “. Daaan sebagainya. Btw, Kapan Waktu yang tepat untuk melakukan follow up customer / calon pembeli kita? Ketika kita / mentor bisnismu meminta melakukan follow up bukan berarti langsung brutal tiap menit kita chat kita tagih ya. Terapkan pada dirimu sendiri. Misalnya nih, dirimu mau beli sesuatu pas online. Dirimu udah kontak awal / chat ke penjualnya. Eh dianya serrrriiiing banget chat nanyain, “kak udah transfer belum”, “jadi beli kak?“, atau kata kata lainnya. Pasti ilfil ya? Tips dari saya, misalnya pas beliau chat awal awal, kok dianya udah bilang, “Nanti tanya suami dulu”. Lalu kita balas saja, “Siap kak, mohon ijin nanti sore atau besok pagi kami ingatkan kakak lagi ya, agar barangnya bisa segera kami siapkan”. Jadi kita minta ijin untuk memfollow up’ tapi pake kata kata bantu ngingetin’. So, waktunya ya di rentang sore / pagi sesuai yg udah kita ucapkan tadi / chatkan tadi. Lalu biasanya dalam 1×24 jam maksimal 2x 24 jam sudah kami followup lagi followup pertama dan kedua. Misalnya tuh kita bilang begini, “Hai kak ini dari Khesia. Tempo hari kakak merencanakan mau belanja produk A,B,C dengan spesifikasi B,C,D,E. Apakah keterangan dari kami sudah cukup jelas dan bisa transaksi sekarang? Stok produk terbatas lo kak”. Daaan lain sebagainya. Target Follow Up kita itu buat ngedapetin apa Sih Aslinya? Oke, Sebagai penutup saya kasih ringkasan tambahan. Apa pentingnya kita melakukan followup? Boost Your Sales Customer yang terlayani dengan baik dia akan suka datang lagi dan belanja lebih banyak Increase Customer Retention bisnis akan sakit kalau customernya cuman customer sekali beli terus pergi kecuali di bisnis tertentu. Followup akan membantu merubah customer yang cuman sekali beli, dia bisa rutin beli jadi pelanggan kita Generate Customer Testimonial and Referral kita bisa dapatkan testimoni ini mujarab buat jualan kita atau dapatkan referal dari dia. Referal maksudnya kita bisa tanyakan ke customer, “Adakah lagi mungkin relasi / teman anda, yang dia punya masalah seperti anda lalu anda ingin dia juga mendapatkan solusi terbaik seperti yang sudah anda alami dengan produk / jasa kami?” Improve your performance kita bisa dapat banyak feedback dari suara asli customer agar bisa memperbaiki produk / jasa atau layanan kita. Innovate ada banyak inovasi lahir dari suara pelanggan. Kita harus dengarkan keluhan, kebutuhan, masukan, dream mereka agar kita bisa ciptakan penyempurnaan produk / subtitusi produk buat mereka Differentiate Banyak bisnis tidak melakukan followup, hanya anda dan bisnis anda yang selalu ada di hati customer. Semoga Contoh Kata Kata Follow Up Customer Lewat Whatsapp Email Telepon yang kami sharekan bermanfaat ya. Ilmu ini bisa baut followup prospek MLM, Customer toko online, Customer offline, buat cari jodoh. Simak juga, cara bikin kata untuk iklan produk di social media. Apa saja deh. Karena komunikasi apapun aslinya tetap butuh followup kok. Btw, Artikel ini boleh dong dirimu sharekan juga ke temen fb, twitter, atau temen grup whatsappmu. Mau terus dapat artikel seru begini? Langganan aja. Bisa via kolom di bagian kanan artikel atau pakai form berikut ini ada hadiah ebook spesial bagi yang subscribe via form ini ===== Berlangganan Artikel Keren dari AnjrahWeb Isi nama, email, dan sebutkan apa makanan favorite mu ya, terus klik submit. Setelah itu buka emailmu, lakukan konfirmasi. Ebook saya kirim ketika temen temen sukses melakukan konfirmasi. Pastikan datanya benar ya, proses jalan otomatis . ====
Istilah follow up customer dalam dunia bisnis merupakan istilah yang tidak asing lagi. Bahkan di kehidupan sehari-hari, kata itu pun sering Anda gunakan dan dengar dalam berbagai aspek kegiatan. Follow up secara bahasa adalah menindaklanjuti. Secara makna bisnis follow up adalah sebuah proses untuk menghubungi dan merespon kembali calon konsumen akan sebuah produk yang telah ditawarkan. Follow up dilakukan setelah Anda melakukan pemasaran dan perkenalan produk ke calon konsumen. Mengingat bahwa biasanya calon konsumen jarang langsung membeli produk dalam sekali penawaran. Hal itulah, yang membuat follow up menjadi langkah yang strategis dalam memperoleh tanggapan, respon lebih lanjut serta meyakinkan calon konsumen untuk membeli produk Anda. Manfaat Follow Up Customer Berikut pentingnya follow up yang efektif dalam siklus bisnis 1. Sebagai Pengingat bagi Calon Konsumen Ketika Anda melakukan proses follow up, maka otomatis sebagai pengingat kepada calon konsumen tentang penawaran produk yang sudah Anda lakukan sebelumnya dan konsumen akan merasa sangat dihargai dan diistimewakan karena mereka diingat oleh Anda. 2. Menginformasikan Produk Terbaru Dengan melakukan proses follow up, Anda juga dapat menginformasikan produk terbaru. Produk yang memiliki solusi atas permasalahan konsumen, produk yang lebih efisien, produk yang ramah lingkungan, produk yang lebih umur panjang, dan lainnya. 3. Mendapatkan Rekomendasi dari Calon Konsumen Promosi paling terbaik adalah promosi dari mulut ke mulut oleh konsumen. Yang mana Anda mendapatkan promosi gratis dan persentase untuk konsumen membeli kembali produk Anda sangat tinggi. Dengan rekomendasi yang dilakukan oleh konsumen, Anda bisa menghemat dari segi promosi sekaligus sembari menjaring calon konsumen baru. 4. Penjualan Meningkat Jika Anda mengeksekusi follow up kepada konsumen secara tepat dan benar, otomatis penjualan Anda akan meningkat. Tidak hanya membeli saat di follow up. Konsumen yang sudah nyaman dan dilayani dengan baik serta sigap, konsumen tak akan ragu untuk menghubungi Anda atau datang langsung ke toko offline atau toko online Anda untuk melakukan repeat order pembelian kembali. Baca Juga 6 Cara Efektif Meningkatkan Kepuasan Pelanggan 1. Perhatikan Waktu sebelum Memutuskan untuk Follow Up Customer Sumber Freepik/drobotdean Masing-masing dari customer pasti mempunyai waktu kesibukan yang tidak sama. Jika pihak customer meninggalkan pesan akan menghubunginya kembali maka tunggulah sampai customer tersebut menghubungi kembali. Apabila tak kunjung menghubungi juga cobalah memberikan waktu tambahan. Paling tidak beberapa hari atau 1 minggu. Jangan terus menerus menghubungi customer, karena hal ini justru akan membuat mereka merasa risih. 2. Mengikuti Kegiatan Online Customer Ada baiknya juga jika mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh customer sebelum memfollow up nya. Hal ini mempunyai tujuan supaya lebih mendekatkan diri kepada konsumen. Teknik yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan like, komentar, atau share pada sosial medianya. Supaya customer tidak merasa risih maka Anda juga tidak boleh melakukan teknik ini terlalu sering. Bersikaplah elegan saat ingin memfollow up customer supaya tidak memberikan kesan terlalu mengejar target. 3. Terhubung di Jejaring Profesional Sumber freepik/Jcomp Apabila sudah menjalin hubungan yang dahsyat kepada calon customer melalui sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter maupun komunitas yang lainnya kini saatnya meminta untuk bisa terhubung melalui jejaring profesional. Teknik ini mempunyai tujuan supaya menunjukkan pengalaman maupun status yang dimiliki. Seperti pekerjaan, kemampuan, maupun prestasi yang pernah dicapai nya. Saat calon customer mulai tertarik bahkan mengenal profesi tersebut, fokuskan terhadap rencana follow-up untuk kepentingan bisnis. 4. Tidak Menekan Customer Jangan pernah sekali-kali menekan customer hanya untuk mendapatkan jawaban. Jika terlalu menekan maka potensi pembelian produk yang ditawarkan justru memudar. Untuk poin yang satu ini memang sangat erat kaitanya dengan poin sebelumnya. Hal ini dikarenakan calon customer juga membutuhkan waktu yang mungkin digunakan untuk bisa mencari informasi seputar perusahaan atau produk yang ditawarkan tersebut. 5. Jangan Mengejar Customer dalam Waktu yang Berdekatan Jangan follow up dalam waktu yang terlalu berdekatan, berikan jarak waktu. Jika Anda follow up terlalu intense sampai setiap hari, maka calon pembeli akan merasa dikejar akhirnya malah ragu dan tentu akan merugikan bisnis Anda. Calon pembeli memiliki hak untuk memutuskan membeli atau tidak produk Anda. Bersikap mengejar yang ada Anda malah di block. 6. Tunjukan Empati Sumber Freepik/ yanalya Tunjukkan Anda peduli dengan kebutuhan pembeli. Anda harus mengutamakan kepentingan pembeli daripada kepentingan pribadi. Bukan berarti itu artinya Anda harus rugi, tapi berikan 100% pelayanan Anda pada pembeli supaya Anda mengerti apa sih yang mereka butuhkan. Misalnya “Halo kak Ica, kerudung yang kakak mau tinggal 1 pcs. Apakah ada kendala kak? Ada yang bisa Santi bantu? Anda bisa menyebutkan nama Anda agar terasa lebih akrab. Hal ini membentuk perasaan kekeluargaan. Hal ini biasa terjadi, terlebih jika pelanggan Anda ibu-ibu yang cukup umur. Kalau ikatan terikat, sekalipun harga Anda cukup mahal mereka akan bertahan dengan Anda. 7. Antisipasi Pembeli Berubah Pikiran Tidak jarang pembeli malah berubah pikiran dari yang tadinya antusias dengan produk Anda hingga sampai tidak jadi membeli. Hal ini biasa terjadi terutama jika produk Anda bukan kebutuhan penting. Jika pembeli Anda berubah pikiran, jangan sampai Anda menghapus atau memblokir kontak pelanggan. Anda simpan, karena kontak customer adalah aset. Lebih bagus lagi apabila Anda melakukan follow up dengan pendekatan yang komunikatif, ramah, dan profesional, yang pasti akan dipandang positif di mata konsumen. Terlebih jika Anda juga tidak melulu “menagih” prospek agar membeli produk Anda saat melakukan follow up, yang malah bisa membuat prospek jadi kabur dan kapok. Baca Juga Tipe-Tipe Customer dan Cara Melayani Sesuai Tipenya Personalisasi, layanan pelanggan yang baik, dan nilai produk yang jelas adalah faktor utama yang akan membuat pelanggan bisa Anda menangkan ketika melakukan follow up. Itulah kenapa mampu mengenali tipe customer experience penting untuk dilakukan. Bisnis Anda membutuhkan solusi yang secara otomatis dapat membantu Anda memahami apa yang diinginkan pelanggan berdasarkan riwayat pembelian, umpan balik dan interaksi dengan bisnis Anda. Qiscus hadir untuk membantu bisnis Anda memahami apa yang diinginkan pelanggan dan menyediakan solusi yang paling tepat. Jika Anda membutuhkan solusi untuk menyampaikan harapan pelanggan Anda melalui sebuah diskusi, datang dan sampaikan kepada kami di sini.
kata kata follow up penawaran